Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani

SELAMAT DATANG DI BLOG SD NEGERI 2 BOROKULON, KECAMATAN BANYUURIP, KABUPATEN PURWOREJO

Mari bergabung dengan kami untuk meningkatkan kinerja kita sebagai guru yang profesional, demi meningkatkan mutu pendidikan.

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
SDN 2 Borokulon melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler seni tari, pramuka, seni musik

Senin, 28 Mei 2012

Wayang Purwa : SEMAR


S E M A R
Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranoyo
Bebrodo = Membangun sarana dari dasar
Noyo = Nayoko = Utusan mangrasul
Artinya : Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah untuk kesejahteraan manusia
Filosofi, Biologis Semar
Javanologi : Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun). Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : "Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul
Sang Maha Tumggal". Sedang tangan kirinya bermakna "berserah total dan mutlak serta sekaligus simbul keilmuan yang netral namun simpatik".
Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang) dempel = keteguhan jiwa. Rambut semar "kuncung" (jarwodoso/pribahasa jawa kuno) maknanya hendak mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan.
Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi. Semar barjalan menghadap keatas maknanya : "dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ) yang maha pengasih serta penyayang umat". Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia) agar memayuhayuning bawono : mengadakan keadilan dan kebenaran di bumi.
Kebudayaan Jawa telah melahirkan religi dalam wujud kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, yaitu adanya wujud tokoh wayang Semar, jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu, Budha dan Isalam di tanah Jawa.
Tokoh wayang Semar ternyata dipandang bukan sebagai fakta historis, tetapi lebih bersifat mitologi dan symbolis tentang KeEsa-an, yaitu: Suatu lambang dari pengejawantahan expresi, persepsi dan pengertian tentang Illahi yang menunjukkan pada konsepsi. Pengertian ini tidak lain hanyalah suatu bukti yang kuat bahwa orang Jawa sejak jaman Prasejarah adalah Relegius dan ber keTuhan-an yang Maha Esa.
Dari tokoh Semar wayang ini akan dapat dikupas ,dimengerti dan dihayati sampai dimana wujud religi yang telah dilahirkan oleh kebudayaan Jawa .
Gambar Wayang Semar kiranya merupakan simbol pengertian atau konsepsi dari aspek sifat Ilahi, yang kalau dibaca bunyinya :
Yang wayang itu hanyalah kulit
Yang kulit itu bukan Hakekat
Samasekali bukan , Ia
Hanyalah lambang dan sifat-sifat
Nama-nama dan aspeknya
Yang dalam lambang itu Maya
Dalam Maya ada Ia
Ia adalah yang Maha Wisesa, Wenang wening
Ia tak tampak tapi ada
Ada ini sebagai ada yang pertama
Dan tidak pernah tidak ada
Adanya adalah tunggal
Adanya adalah Mutlak
Ia satu-satunya kenyataan
Ada adalah tak tampak mata
Gaib, misterius, samar
Karena yang ada mutlak itu Tunggal
Yang Tunggal adalah kebenaran
Kebenaran mutlak karena tak ada kebenaran yang mendua
Tan Hana Dharma Mngrwa
Jadi Sang Hyang Tunggal adalah Kebenaran
Sang Hyang Tunggal adalah Samarnya SEMAR
Samar adalah aspek sifat dan Nama
Samar ada pada SEMAR